TULISAN ALDA

Kamis, 30 Desember 2010

Koperasi Indonesia Dalam Angka Finish


Posting kali ini masih melanjutkan posting sebelumnya tentang KOPERASI INDONESIA
dalam angka. Tidak ada yang istimewa dalam posting ini masih dalam konteks MANAJEMEN KOPERASI. Saya mencoba membantu menyampaiakan gambaran perkembangan KOPERASI INDONESIA
yang disajikan kemenkop UKM (dulu: departemen koperasi ). Saya hampir tidak melakukan editing apapun terhadap data ini kecuali untuk data dalam bentuk tabel. Saya berharap ada tinjauan kritis dari teman2 untuk melihat secara obyektif dan optimis. Data KOPERASI INDONESIA tahun 2008 telah saya sajikan sebelumnya. Semoga sedikit memberikan pencerahan untuk kita semua
J


PERKEMBANGAN KELEMBAGAAN KOPERASI INDONESIA SECARA NASIONAL PERIODE 2005-2006

Dari empat indikator perkembangan KOPERASI INDONESIA yang telah dijelaskan, keberadaan KOPERASI INDONESIA sebagai badan usaha di seluruh daerah diharapkan dapat memberikan peluang bagi terbukanya lapangan kerja baru di sebagian anggota masyarakat. Hal ini ditunjukkan dengan perkembangan penyerapan tenaga kerja oleh KOPERASI INDONESIA periode 2005-2006 secara nasional yang mengalami peningkatan sebanyak 41.664 orang atau 13,49 persen; dari 308.771 orang (28.736 manajer dan 280.035 karyawan) pada tahun 2005 menjadi 350.435 orang (31.963 manajer dan 318.472 karyawan) pada tahun 2006. Kontribusi terbesar propinsi dalam penyerapan tenaga kerja oleh KOPERASI INDONESIA hanya terjadi di propinsi Sumatera Barat, yaitu mencapai 177,58 persen. Sedangkan propinsi lainnya berfluktuatif. Lima propinsi dengan peningkatan penyerapan tenaga kerja KOPERASI INDONESIA terbesar (di atas 20 persen), adalah :



Persoalanya kemudian adalah apakah benar kondisi KOPERASI INDONESIA "seperti" data yang disampaikan kemenkop UKM diatas. Data diatas termasuk data KOPERASI SIMPAN PINJAM. Bagi saya apapun hasil yang disajikan pemerintah jangan kita telan bulat2 tetapi juga tidak bisa kita pandang secara skeptis. Sampai dengan saat ini instrumen yang paling bisa dijadikan acuan dalam melihat pergerakan KOPERASI INDONESIA adalah Kementrian KOPERASI UKM terlepas dari kelemahan yang dimiliknya.
Sumber : Depkop


Koperasi Indonesia Dalam Angka Finish

Posting kali ini masih melanjutkan posting sebelumnya tentang KOPERASI INDONESIA
dalam angka. Tidak ada yang istimewa dalam posting ini masih dalam konteks MANAJEMEN KOPERASI. Saya mencoba membantu menyampaiakan gambaran perkembangan KOPERASI INDONESIA
yang disajikan kemenkop UKM (dulu: departemen koperasi ). Saya hampir tidak melakukan editing apapun terhadap data ini kecuali untuk data dalam bentuk tabel. Saya berharap ada tinjauan kritis dari teman2 untuk melihat secara obyektif dan optimis. Data KOPERASI INDONESIA tahun 2008 telah saya sajikan sebelumnya. Semoga sedikit memberikan pencerahan untuk kita semua
J


PERKEMBANGAN KELEMBAGAAN KOPERASI INDONESIA SECARA NASIONAL PERIODE 2005-2006

Dari empat indikator perkembangan KOPERASI INDONESIA yang telah dijelaskan, keberadaan KOPERASI INDONESIA sebagai badan usaha di seluruh daerah diharapkan dapat memberikan peluang bagi terbukanya lapangan kerja baru di sebagian anggota masyarakat. Hal ini ditunjukkan dengan perkembangan penyerapan tenaga kerja oleh KOPERASI INDONESIA periode 2005-2006 secara nasional yang mengalami peningkatan sebanyak 41.664 orang atau 13,49 persen; dari 308.771 orang (28.736 manajer dan 280.035 karyawan) pada tahun 2005 menjadi 350.435 orang (31.963 manajer dan 318.472 karyawan) pada tahun 2006. Kontribusi terbesar propinsi dalam penyerapan tenaga kerja oleh KOPERASI INDONESIA hanya terjadi di propinsi Sumatera Barat, yaitu mencapai 177,58 persen. Sedangkan propinsi lainnya berfluktuatif. Lima propinsi dengan peningkatan penyerapan tenaga kerja KOPERASI INDONESIA terbesar (di atas 20 persen), adalah :



Persoalanya kemudian adalah apakah benar kondisi KOPERASI INDONESIA "seperti" data yang disampaikan kemenkop UKM diatas. Data diatas termasuk data KOPERASI SIMPAN PINJAM. Bagi saya apapun hasil yang disajikan pemerintah jangan kita telan bulat2 tetapi juga tidak bisa kita pandang secara skeptis. Sampai dengan saat ini instrumen yang paling bisa dijadikan acuan dalam melihat pergerakan KOPERASI INDONESIA adalah Kementrian KOPERASI UKM terlepas dari kelemahan yang dimiliknya.


Sumber : Depkop

Tidak ada komentar:

Posting Komentar